Minggu, 05 Oktober 2014

kisah nabi syu'aib dalam al-qur'an

ssalamu'alaykum wr wb

timbanglah dengan benar
Neraca

Terbuka-info - Kisah Nabi Syu'aib yang diceritakan di dalam Al-Qur'an Al-Karim sebagai pelajaran bagi kaum yang datang kemudian. Kaum syu'aib adalah kaum yang melampaui batas disebabkan oleh ketidak jujuran dalam menimbang. oleh karena keangkuhan tersebut dan tidak mau beriman maka Allah SWT membinasakan dengan gempa sehingga mereka mati bergelimpangan di dalam reruntuhan bangaunan rumah mereka. seperti mereka belum pernah tinggal di kota itu (Madyan)

AL A'RAF
85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, kami (utus) Syu’aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah diciptakan dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman”.

86. Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.

87. Jika ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.

88. Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu wahai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syuaib: “Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?”

89. Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya.  Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.

90. Pemuka-pemuka kaum Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya): “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu menjadi orang-orang yang merugi”.

91. Kemudian datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam runtuhan rumah mereka,

92. orang-orang yang mendustakan Syuaib seolah-olah mereka belum pernah tinggal di (negeri) itu; mereka yang mendustakan Syu’aib, itulah orang-orang yang merugi.

93. Maka Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata: “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanah Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?”

94. Kami tidaklah mengutus seseorang nabi pun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.

95. Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasai penderitaan dan kesenangan”, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari

96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

97. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?

98. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?

99. Maka apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari siksaan Allah kecuali orang-orang yang rugi.

100. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya?, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran)?

101. Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir.

102. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya Kami mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.


HUD

84. Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”

85. Dan Syuaib berkata: “Wahai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

86. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”

87. Mereka berkata: “Wahai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami mengelola apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun dan pandai (406).”

406* : Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syu’aib

88. Syuaib berkata: “wahai kaumku! Terangkan kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.

89. Wahai kaumku, janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu berbuat dosa, sehingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Lut tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.

90. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.

91. Mereka berkata: “Wahai Syu’aib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang berpengaruh di lingkungan kami.

92. Syu’aib menjawab: “Wahai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu (diabaikan) ? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan.”

93. Dan (dia berkata): “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.”

94. Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya,

95. Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum samud (juga) telah binasa.


AL HIJR

78. Dan sesungguhnya penduduk Aikah (440) itu benar-benar kaum yang zalim,

440* : Penduduk Aikah adalah kaum syu’aib. Aikah adalah tempat yang berhutan di daerah Madyan

79. maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua (negeri) (441) itu terletak di satu jalur jalan raya.

441* : yakni kota kaum lut (Sodom) dan Aikah)

ASY SYU'ARA'

176. Penduduk Aikah (590) telah mendustakan para rasul;

590* : ialah penduduk madyan, kaum nabi Syu’aib

177. ketika Syu’aib berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa?,

178. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

179. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;

180. dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.

181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain;

182. dan timbanglah dengan timbangan yang benar.

183. Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di muka bumi;

184. dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu”.

185. Mereka berkata: “Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir,

186. dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.

187. Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

188. Dan (Syu’aib) berkata: “Tuhan-ku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

189. Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap.  Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang dahsyat.

190. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

191. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Cobaan terhadap nabi syu’aib : didustakan oleh kaumnya

AL ANKABUT

36. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu’aib, maka ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan”.

37. Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.

azab akibat ingkar kepada Allah
azab gempa bumi

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : kisah nabi syu'aib dalam al-qur'an

  • waktu hari kiamatAssalamu’alaykum wr wbilustrasiAkhirat – Kiamat pasti terjadi. Tahukah kamu kapan waktu hari kiamat itu? Di kutip dari beberapa ayat Al Qur’an yang menjelaskan tetang wa ...
  • hukum li'an dalam Al Qur'anAssalamu'alaykum wr wbli'an ...
  • ucapkanlah Insya AllahAssalamu’alaykum wr wb insya Allah broo...Kehidupan – Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah lepas dengan orang lain, kita akan terus selalu untuk berin ...
  • langit dan bumi diciptakan dalam 6 masaAssalamu'alaykum wr wblangit & bumi diciptakan dalam 6 masaTerbuka-info - Langit dan bumi adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Allah memperlihatkan bukti keb ...
  • kisah qarun dalam Al QuranAssalamu’alaykum wr wbQarunAl-Qasas – Kisah Qarun diabadikan di dalam Al-Qur’an adalah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian. Lihatlah bagaimana keadaa ...

0 komentar: