kaya dan miskin itu ujian Allah

Assalamu'alaykum wr wb

kaya dan miskin adalah ujian

Cobaan – Kaya dan miskin adalah suatu ketetapan Allah pada hamba-hambanya. Allah melebihkan harta kepada seseorang sesuai dengan kehendak-Nya dan membatasinya dengan kehendak-Nya pula. Kita manusia tidak bisa membantah hal demikian. Sebenarnya di balik kaya dan miskin itu adalah suatu ujian atau cobaan bagi kita yang hidup di dunia ini. Allah ingin melihat mana hambanya yang benar-benar beriman dan mana yang ingkar kepada nikmat-Nya. Sesungguhnya Allah itu maha Kaya. Allah tidak butuh harta dari manusia, namun dengan harta itu Allah ingin menguji apakah kamu mau berinfaq, memelihara anak yatim berzakat dan lain sebagainya. Berikut ini adalah ayat-ayat yang menerangkan bahwa kekayaan dan kemiskinan itu adalah cobaan dan ujian dari Allah :

AL AN’AM

42. Dan Sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.

43. Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.

44. Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.

45. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

TAHA

131. Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.

Asbabun nuzul ayat 131

Dari abu rafi’ bahwa Rasulullah kedatangan tamu. Beliau menyuruh abu rafi’ meminjam terigu kepada seorang yahudi yang akan dibayar pada awal bulan Rajab. Orang yahudi itu berkata, “ Aku tidak akan memberinya pinjaman kecuali pakai jaminan”. Abu rafi’ pulang menghadap rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah bersabda, “Demi Allah aku ini dikenal orang yang benar-benar jujur di jagad ini”. Maka turunlah ayat ini di saat Abu rafi’ belum meninggalkan nabi yang melarang nabi mengharap sesuatu dari golongan luar islam. (HR. Ibnu Abi Syihab)

AL FAJR

15. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku". 

16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, "Tuhanku telah menghinakanku” [908].

908* : Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan, dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut dalam ayat 15-16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah ujian Allah bagi hamba-hamba-Nya

17. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, [909]

909* : tidak memberikan hak-hak anak yatim dan tidak berbuat baik kepadanya

18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

19. sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),

20. dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.